hot sh*t

Tuesday, November 9, 2010



Ketika Allah Memilihmu Untukku..


Padamu yang Allah pilihkan dalam hidupku..
Ingin ku beri tahu padamu..
Aku hidup dan besar dari keluarga bahagia..
Orang tua yg begitu sempurna..
Dengan cinta yg begitu membuncah..
Aku dibesarkan dgn limpahan kasih yang tak terhingga..
Maka, padamu ku katakan..
Saat Allah memilihmu dalam hidupku,
Maka saat itu Dia berharap, kau pun sanggup melimpahkan cinta padaku..
Memperlakukanku dgn sayang yang begitu indah..


Padamu yang Allah pilihkan untukku..
Ketahuilah, aku hanya wanita biasa dengan begitu banyak kekurangan dalam diriku,
Aku bukanlah wanita sempurna, seperti yang mungkin kau harapkan..
Maka, ketika Dia memilihmu untukku,
Maka saat itu, Dia ingin menyempurnakan kekuranganku dgn keberadaanmu.
Dan aku tahu, Kaupun bukanlah laki-laki yang sempurna..
Dan ku berharap ketidaksempurnaanku mampu menyempurnakan dirimu..
Karena kelak kita akan satu..
Aibmu adalah aibku, dan indahmu adalah indahku,
Kau dan aku akan menjadi 'kita'..


Padamu yg Allah pilihkan untukku..
Ketahuilah, sejak kecil Allah telah menempa diriku dgn ilmu dan tarbiyah,
Membentukku menjadi wanita yg mencintai Rabbnya..
Maka ketika Dia memilihmu untukku,
Maka saat itu, Allah mengetahui bahwa kaupun telah menempa dirimu dgn ilmuNya.. Maka gandeng tanganku dalam mengibarkan panji-panji dakwah dalam hidup kita..
Itulah visi pernikahan kita..
Ibadah pada-Nya ta'ala..


Padamu yg Allah tetapkan sebagai nahkodaku..
Ingatlah.. Aku adalah mahlukNya dari tulang rusuk yang paling bengkok..
Ada kalanya aku akan begitu membuatmu marah..
Maka, ketahuilah.. Saat itu Dia menghendaki kau menasihatiku dengan hikmah,
Sungguh hatiku tetaplah wanita yg lemah pada kelembutan..
Namun jangan kau coba meluruskanku, karena aku akan patah..
Tapi jangan pula membiarkanku begitu saja, karena akan selamanya aku salah..
Namun tatap mataku, tersenyumlah..
Tenangkan aku dgn genggaman tanganmu..
Dan nasihati aku dgn bijak dan hikmah..
Niscaya, kau akan menemukanku tersungkur menangis di pangkuanmu..
Maka ketika itu, kau kembali memiliki hatiku..


Padamu yang Allah tetapkan sebagai atap hunianku..
Ketahuilah, ketika ijab atas namaku telah kau lontarkan..
Maka dimataku kau adalah yang terindah,
Kata2mu adalah titah untukku,
Selama tak bermaksiat pada Allah, akan ku penuhi semua perintahmu..
Maka kalau kau berkenan ku meminta..
Jadilah hunian yg indah, yang kokoh…
Yang mampu membuatku dan anak-anak kita nyaman dan aman di dalamnya..


Padamu yang Allah pilih menjadi penopang hidupku…
Dalam istana kecil kita akan hadir buah hati-buah hati kita..
Maka didiklah mereka menjadi generasi yg dirindukan syurga..
Yang di pundaknya akan diisi dgn amanah-amanah dakwah,
Yang ruh dan jiwanya selalu merindukan jihad..
Yang darahnya mengalir darah syuhada..
Dan ku yakin dari tanganmu yg penuh berkah, kau mampu membentuk mereka..
Dengan hatimu yg penuh cinta, kau mampu merengkuh hati mereka..
Dan aku akan selalu jatuh cinta padamu..


Padamu yang Allah pilih sebagai imamku…
Ku memohon padamu.. Ridholah padaku,
Sungguh Ridhomu adalah Ridho Ilahi Rabbi..
Mudahkanlah jalanku ke Surga-Nya..
Karena bagiku kau adalah kunci Surgaku..

RM 25..

A woman came home from work late, tired and irritated, to find her 5-year old son waiting for her at the door.



SON: 'Mummy, may I ask you a question?'



MUM: 'Yeah sure, what it is?' replied the woman.



SON: 'Mummy, how much do you make an hour?'



MUM: 'That's none of your business. Why do you ask such a thing?' the woman said angrily.



SON: 'I just want to know. Please tell me, how much do you make an hour?'



MUM: 'If you must know, I make RM 50 an hour.'



SON: 'Oh,' the little boy replied, with his head down.



SON: 'Mummy, may I please borrow RM 25?'



The mother was furious, 'If the only reason you asked that is so you can borrow some money to buy a silly toy or some other nonsense, then you march yourself straight to your room and go to bed. Think about why you are being so selfish. I don't work hard everyday for such childish frivolities.'



The little boy quietly went to his room and shut the door.



The woman sat down and started to get even angrier about the little boy's questions. How dare he ask such questions only to get some money?



After about an hour or so, the woman had calmed down, and started to think:



Maybe there was something he really needed to buy with that RM 25 and he really didn't ask for money very often . The woman went to the door of the little boy's room and opened the door.



'Are you asleep, son?' She asked.



'No Mummy, I'm awake,' replied the boy.



'I've been thinking, maybe I was too hard on you earlier' said the woman. 'It's been a long day and I took out my aggravation on you. Here's the RM 25 you asked for.'



The little boy sat straight up, smiling. 'Oh, thank you Mummy!' he yelled. Then, reaching under his pillow he pulled out some crumpled up bills.



The woman saw that the boy already had money, started to get angry again.



The little boy slowly counted out his money, and then looked up at his mother.



'Why do you want more money if you already have some?' the mother grumbled.



'Because I didn't have enough, but now I do,' the little boy replied.



'Mummy, I have RM 50 now. Can I buy an hour of your time? Please come home early tomorrow. I would like to have dinner with you.'



The mother was crushed. She put his arms around her little son, and she begged for his forgiveness.



It's just a short reminder to all of you working so hard in life. We should not let time slip through our fingers without having spent some time with those who really matter to us, those close to our hearts. Do remember to share that RM 50 worth of your time with someone you love.



If we die tomorrow, the company that we are working for could easily replace us in a matter of hours. But the family & friends we leave behind will feel the loss for the rest of their lives.

Monday, November 8, 2010

Penjual tempe..

Ada seorang hamba Allah (yang berasal dari Surabaya), yang menceritakan kejadian seorang ibu penjual tempe. Peristiwanya terjadi di sebuah desa di Jawa Tengah.

Ibu setengah baya tersebut sehari-harinya adalah penjual tempe di desanya. Tempe yang dijualnya merupakan tempe yang dibuatnya sendiri.

Pada suatu hari, seperti biasanya, pada saat ia akan pergi ke pasar untuk menjual tempenya, ternyata pagi itu, tempe yang terbuat dari kacang kedele itumasih belum jadi tempe alias masih setengah jadi.

Ibu ini sangat sedih hatinya. Sebab jika tempe tersebut tidak jadi berarti ia tidak akan mendapatkan wang karena tempe yang belum jadi tentunya tidak laku dijual. Padahal mata pencarian si ibu hanyalah dari menjual tempe saja agar ia dapat memenuhi keperluan hidupnya sehari-hari.

Dalam suasana hatinya yang sedih, si ibu yang memang aktif beribadah teringat akan firman Allah yang menyatakan bahwa Tuhan dapat melakukan perkara-perkara ajaib, bahwa bagi Allah tiada yang mustahil.

Lalu iapun mengangkat kedua tangannya berdoa di antara beberapa batangan kedele yang masih dibungkus dengan daun pisang tersebut. Allah, aku mohon kepadaMu agar kedele ini menjadi tempe, Amin.

Demikian doa singkat si Ibu yang dipanjatkannya dengan sepenuh hatinya. Ia yakin dan percaya pasti Allah menjawab doanya. Lalu, dengan tenang ia menekan-nekan dengan ujung jarinya bungkusan bakal tempe tersebut.

Dengan hati yang deg-deg-an ia mulai membuka sedikit bungkusannya untuk melihat mukjizat kedele jadi tempe terjadi. Lalu apa yang terjadi.. Dengan kaget dia mendapati bahwa kedele tersebut masih tetap kedele. Si Ibu tidak kecewa. Ia berpikir bahwa mungkin doanya kurang jelas didengar Allah.

Lalu kembali ia mengangkat kedua tangannya berdoa di antara beberapa batangan kedele tersebut. "Allah, aku tahu bahwa bagiMu tiada yang mustahil. Tolonglah aku supaya hari ini aku bisa berdagang tempe karena itulah mata pencarianku Aku mohon Allah jadilah ini menjadi tempe, Amin".

Dengan berharap iapun kembali membuka sedikit bungkusan tersebut. Lalu apa yang terjadi? Dengan kaget ia melihat bahwa kacang kedele tersebut..masih tetap begitu!

Sementara hari semakin siang di mana pasar tentunya akan semakin ramai. Si ibu dengan tidak merasa kecewa atas doanya yang belum terkabul, merasa bahwa bagaimanapun sebagai langkah iman ia akan tetap pergi ke pasar membawa keranjang berisi barang dagangannya itu. Ia berpikir mungkin mukjizat Allah akan terjadi di tengah perjalanan ia pergi ke pasar. Lalu iapun bersiap-siap untuk berangkat ke pasar.

Semua keperluannya untuk berjualan tempe seperti biasanya sudah disiapkannya. Sebelum beranjak dari rumahnya ia sempatkan untuk mengangkat kedua tangannya untuk berdoa. "Allah, aku percaya, Engkau akan mengabulkan doaku. Sementara aku berjalan menuju pasar, Engkau akan mengadakan Mujijat buatku, Amin".

Lalu ia pun berangkat. Di sepanjang perjalanan ia tidak lupa baca doa dalam hati. Tidak lama kemudian sampailah ia di pasar. Dan seperti biasanya ia mengambil tempat untuk menggelar barang dagangannya. Ia yakin bahwa tempenya sekarang pasti sudah jadi. Lalu iapun membuka keranjangnya dan pelan-pelan menekan-nekan dengan jarinya bungkusan tiap bungkusan yang ada.

Perlahan ia membuka sedikit daun pembungkusnya dan melihat isinya. Apa yang terjadi? Ternyata saudara - saudara ?? tempenya benar-benar..?? belum jadi!

Si Ibu menelan ludahnya. Ia tarik napas dalam-dalam. Ia mulai kecewa pada Allah tidak adil. Allah tidak kasihan kepadanya. Ia hidup hanya mengandalkan (mengharapkan) hasil menjual tempe saja. Selanjutnya, ia hanya duduk saja tanpa menggelar dagangannya karena ia tahu bahwa mana ada orang mau membeli tempe yang masih setengah jadi.

Sementara hari semakin siang dan pasar sudah mulai sepi dengan pembeli. Ia melihat dagangan teman-temannya sesama penjual tempe yang tempenya sudah hampir habis. Rata-rata tinggal sedikit lagi tersisa. Si ibu tertunduk lesuh. Ia seperti tidak sanggup menghadapi kenyataan hidupnya hari itu. Ia hanya bisa termenung dengan rasa kecewa yang dalam. Yang ia tahu bahwa hari itu ia tidak akan mengantongi uang sepeserpun.

Tiba-tiba ia dikejutkan dengan sapaan seorang wanita. "Bu...?..! Maaf ya..., saya mau tanya. Apakah ibu menjual tempe yang belum jadi". Soalnya "dari tadi saya sudah keliling pasar mencarinya."

Seketika si ibu tadi terperangah. Ia kaget. Sebelum ia menjawab sapaan wanita di depannya itu, dalam hati cepat-cepat ia berdoa, "Allah, saat ini aku tidak perlu tempe lagi. Aku tidak perlu lagi. Biarlah daganganku ini tetap seperti semula, Amin".

Tapi kemudian, ia tidak berani menjawab wanita itu. Ia berpikir jangan-jangan selagi ia duduk-duduk termenung tadi, tempenya sudah jadi. Jadi ia sendiri saat itu dalam posisi ragu-ragu untuk menjawab ya kepada wanita itu. "Bagaimana nih ?" ia pikir. "Kalau aku katakan iya,jangan-jangan tempenya sudah jadi. Siapa tahu tadi sudah terjadi mukjizat Allah?" Ia kembali berdoa dalam hatinya, "Ya, Allah, biarlah tempeku ini tidak usah jadi tempe lagi. Sudah ada orang yang kelihatannya mau beli. Allah tolonglah aku kali ini. Allah dengarkanlah doaku ini.." ujarnya berkali-kali.

Lalu, sebelum ia menjawab wanita itu, ia pun membuka sedikit daun penutupnya.Lalu??apa yang dilihatnya Saudara-Saudara......? Ternyata....memang benar tempenya belum jadi Ia bersorak senang dalam hatinya. "Alhamdulillah",katanya.

Singkat cerita wanita tersebut memborong semua dagangan si ibu itu.Sebelum wanita itu pergi, ia penasaran kenapa ada orang yang mau beli tempe yang belum jadi. Ia bertanya kepada si wanita.

Dan wanita itu mengatakan bahwa anaknya di Yogya mau tempe yang berasal dari desa itu. Berhubung tempenya akan dikirim ke Yogya jadi ia harus membeli tempe yang belum jadi, supaya agar setibanya disana, tempenya sudah jadi. Kalau tempe yang sudah jadi yang dikirim maka setibanya disana nanti tempe tersebut sudah tidak bagus lagi dan rasanya sudah tidak enak lagi.

Apa yang bisa kita simpulkan dari kejadian ini?

Pertama : Kita sering memaksakan kehendak kita kepada Allah pada waktu kita berdoa padahal sebenarnya Allah lebih mengetahui apa yang kita perlukan.
Kedua : Allah menolong kita dengan caraNya yang sama sekali di luar perkiraan kita sebelumnya.
Ketiga : Tiada yang mustahil bagi Allah
Keempat : Percayalah bahwa Allah akan menjawab doa kita sesuai dengan rancanganNya.

::love tempe damn much,huhu::

Sunday, November 7, 2010

Pengorbanan seorang anak..

PETANG itu, di serambi rumah usang milik keluarga kami di Kuala Terengganu, saya duduk bersila berhadapan dengan adik bongsu, Amid atau nama sebenarnya Syed Mohammad Nazri Syed Bidin.

"Kenapa kau nak berhenti sekolah?" soal saya.

Amid menundukkan kepala dan membisu. Saya tidak puas hati. Sekali lagi saya ulang soalan yang sama.

"Amid tak nak sekolah sebab nak jaga emak. Amid nak jaga emak sampai akhir hayat," jawab Amid dengan lembut, tetapi tegas.

Saya tersentak mendengar jawapan Amid. "Isshhh. betul ke budak ni? Baru darjah enam, masa seronok budak-budak pun masih belum habis," hati saya berkata kata.

"Cakap betul-betul dengan abang. Kenapa tak nak sekolah? Ada budak jahat kacau ke?" pujuk saya lagi. Saya tidak mahu Amid berhenti sekolah kerana tidak tahan dengan gangguan budak-budak nakal.

"Betul bang, Amid tak tipu. Amid tak nak sekolah sebab nak jaga emak. Nanti kalau Amid belajar pandai-pandai, kena duduk jauh dari mak. Amid tak nak tinggalkan mak," katanya separuh merayu.

Melihat kesungguhannya, saya jadi buntu. Nampak gayanya, Amid tidak bergurau.

"Betul ke ni?" soal saya masih tidak percaya.

"Betul," balas Amid pula tanpa ragu ragu.

"Suka hati adiklah," kata saya selepas lama termenung. Mendengar jawapan saya, Amid tersenyum lalu meminta izin untuk masuk ke dalam rumah.

Saya termenung di serambi. Kata kata Amid itu benar-benar memberi kesan terhadap jiwa saya. Kecil-kecil lagi sudah ada kesedaran mahu berbakti kepada emak.

Tetapi, peristiwa itu berlaku 17 tahun dulu. Kini Amid sudah dewasa, umur pun sudah mencecah 29 tahun. Saya tidak lagi ragu-ragu terhadap Amid. Memang betul, Amid tidak mahu bersekolah dulu kerana mahu menjaga emak.

Amid tidak bergurau. Amid telah membuktikan kepada saya dan adik beradiknya yang lain, memang dia ikhlas mahu menjaga emak.

Memang tidak dapat dinafikan, di antara kami Sembilan beradik, Amidlah anak yang paling taat terhadap emak. Tingkah lakunya, tutor katanya, begitu tertib ketika bersama emak atau orang yang lebih tua darinya. Seumur hidup, saya dan adik-beradik lain tidak pernah melihat Amid bersikap atau bercakap kasar terhadap emak.

Apa saja keputusan atau kehendaknya, Amid akan merujuk kepada emak terlebih dahulu. Emaklah yang akan memutuskan. A kata emak, A jugalah katanya. Hitam kata emak, hitamlah kata Amid. Saya sendiri, termasuk adik beradik lain tidak mampu untuk bersikap seperti Amid.

Pernah juga saya mengajak Amid bekerja di Kuala Lumpur mencari rezeki di sana, tetapi dia menolak. 
Katanya, biarlah dia tinggal bersama emak.

"Kalau semua pergi, sapa nak jaga emak? Sapa nak uruskan lembu kambing? Kakak? Dia perempuan. Mana larat buat kerja yang berat-berat. Lagipun takkan nak biarkan rumah ni tak ada lelaki?" Abang dan kakak pun dah ada keluarga masing-masing. Abang Usop dan Abang Mat pula dah duduk di KL. Jadi, biarlah Amid duduk di kampung aja. Kerja jaga kambing dan lembu pun tak apalah," kata Amid kepada saya.

Setiap kali saya mengajak, pasti jawapan Amid sama. Lama-kelamaan saya mengalah.

Kami adik-beradik sudah faham perangai Amid. Saya tahu, pasti Amid tidak akan setuju untuk ke Kuala Lumpur. Amid dan emak bagaikan isi dengan kuku. Bagaikan satu nyawa. Tidak boleh berpisah. Dia lebih rela menjadi gembala lembu daripada meninggalkan emak yang sudah tua itu.

Bukan itu sahaja, dalam hal-hal makan minum pun, Amid tetap akan mendahulukan emak. Sekiranya dia membawa pulang kuih-muih yang dibeli dari pekan, janganlah sesiapa sentuh, selagi emak tidak menjamah terlebih dulu. Ada kalanya saya perasan, emak menjamah sikit makanan itu, semata-mata untuk menjaga hati Amid.

Jika Amid berkenan untuk membeli sesuatu barangan, dia tidak akan terus membelinya. Amid terlebih dulu akan pulang dan meminta izin emak untuk membeli barang tersebut. Sekiranya emak mengizinkan, barulah dia beli barang itu. Jika tidak, dia tidak akan beli, biarpun barangan itu memang dia inginkan.

Ketika emak terlantar sakit dan hampir lumpuh, Amidlah yang menjaganya. Kami adik-beradik ketika itu benar-benar mengharapkan Amid sebagai anak lelaki untuk menjaga emak. Maklumlah, kami di Kuala Lumpur. Tetapi Amid memang tidak mengecewakan kami.

Cerita emak kepada saya, setiap malam Amid akan tidur berdekatan emak di ruang tamu rumah tempat emak terbaring. Tidak pernah sekalipun dia tidur di biliknya selama emak terlantar. Pantang terdengar emak bergerak Mau terbatuk di tengah malam buta, Amid pasti terjaga. 

"Kenapa mak? Mak nak buang air ke? Lapar? Mak nak minum?" Amid akan bertanya pada emak.

Sekiranya emak mahu buang air, Amid akan memapahnya ke bilik air. Jika emak mahu minum, dia akan menyediakan minuman. Kalau emak pening, Amid akan memicit-micit kepala emak sehingga orang tua itu terlena. Jika emak menggigil kesejukan, Amid akan menarik selimut menutupi tubuh emak daripada kedinginan malam.

Satu malam, cerita emak kepada saya lagi, ketika sedang berbaring, tiba-tiba dia berasa pening kepala. Lalu emak pun mengadu pada Amid yang sedang berbaring di sebelahnya.

Amid bingkas bangun lalu memicit micit kepala emak. Tiba-tiba, emak terasa nak muntah sangat-sangat. 
Amid yang baru saja bangun untuk mengamhil besen, apabila melihatkan keadaan emak, membatalkan hasratnya ke dapur.

Amid segera berteleku dihadapan emak lalu menadah tangannya, meminta emak muntah di telapak tangannya. Berlambak muntah emak di telapak tangan Amid. Tetapi, Amid sedikit pun tidak kisah atau berasa geli-geleman.

Apabila mendengar cerita emak, saya sendiri yang menitis air mata. Memang, Amid sanggup berbuat apa sahaja untuk emaknya. Sehingga kini, apabila saya teringatkan peristiwa itu, air mata pasti bergenang. Sebak hati saya apabila emak menceritakan bagaimana Amid melayannya ketika dia sedang terlantar sakit.

Pengorbanan Amid terhadap emak memang tidak mampu dilakukan oleh adik-beradik yang lain termasuk saya sendiri. Di samping itu, Amid juga bertanggungjawab memberi makan lembu kambing sebanyak 30 ekor. Semuanya Amid laksanakan tanpa bersungut. Amid menjaga emak sehingga sembuh sepenuhnya.Semenjak berhenti sekolah, sehingga ke usianya hampir mencecah 30-an, rutin hidup Amid tidak pernah berubah. 

Pagi, Amid akan ke kebun dan selepas solat Zuhur, dia akan pulang untuk makan tengah hari. Sementara menunggu petang menjelang, dia akan tidur sebentar melepaskan lelah.

Kemudian, selepas solat Asar, Amid akan keluar semula. Dia akan ke kebun yang jaraknya kira-kira dua kilometer dari rumah untuk memastikan lembu kambing yang sudah kekenyangan itu dimasukkan semula ke dalam kandang.

Begitulah kehidupan Amid seharian. Biarpun ketika Itu, usianya sudah cukup matang untuk mendirikan rumah tangga, namun dia langsung tidak terfikir ke arah itu.

Katanya pada saya, buat masa ini, cukuplah seorang wanita bergelar ibu di dalam hidupnya. 

Khamis 7 Oktober 2004

AJAL dan maut di tangan Tuhan. Tidak ada sesiapa yang mampu menolak ketentuan Ilahi. Saya sendiri tidak menyangka, hari itu, Amid akan meninggalkan kami buat selamanya. Terlalu cepat rasanya Amid pergi terutama dalam usianya yang masih muda.Amid meninggal dipanah petir.

Ceritanya begini. 

Pada hari itu, selepas pulang dari kebun menghantar emak ke rumah, Amid menunaikan solat Asar. 
Selepas selesai, dia akan menunggang motosikal buruknya ke kebun untuk menghalau kambing dan lembu masuk semula ke kandang.Ketika itu, langit sudah gelap. Kilat mula memancar diiringi dentuman guruh. Menurut cerita kakak saya, Mek, Amid berada di kandang sehingga pukul 6.00 petang.

Mek nampak Amid menghalau lembu kambingnya sebab rumah Mek dekat saja dengan kandang haiwan itu.

Kira-kira pukul 6.15 petang, hujan mula turun dengan lebat. Kakak saya, Mek, Jah bersama adik saya, Nor dan Ana sedang berada di rumah mereka pada waktu itu.

Apabila hujan lebat turun dan guruh serta petir sabung-menyabung, mereka sangkakan Amid sudah pulang ke rumah emak.Jadi mereka langsung tidak memikirkan tentang Amid kerana menyangka Amid sudah pulang ke rumah sebelum hujan turun.

Tiba-Tiba. 
prangggggg. tuuuuummmmt!

Dentuman serta panahan petir yang teramat kuat itu membuatkan Mek, Jah, Nor dan Ana terperanjat. 
Panahan petir itu turut membelah beberapa batang pokok pisang yang ditanam di belakang rumah serta merobekkan dinding dan pintu bilik air rumah Mek.

Pada masa yang sama, emak yang sedang berada di halaman rumahnya kira-kira dua kilometer dari rumah Mek, turut terperanjat mendengar bunyi dentuman petir itu. Darahnya berderau. Lutut emak tiba-tiba saja jadi lemah. Dirinya terasa seperti di awang-awangan.

Tiba-tiba mulut emak terpacul kata kata, "Ya Allah. anak aku!"

Hati emak jadi berdebar-debar. Dia teringatkan Amid yang sedang berada di kebun. Emak tiba-tiba bimbang terjadi sesuatu yang buruk terhadap Amid.

Kira-kira setengah jam berlalu, hujan semakin reda. Pancaran kilat dan guruh juga sudah sayup-sayup bunyinya. Tiba-tiba Mek teringatkan Amid. Dia menghubungi emak, tetapi kata emak, Amid masih belum pulang.

Mek mula rasa tidak sedap hati. Dia mengajak abang kami, Pok Yee untuk keluar bersama mencari Amid. Mereka berdua menuju ke kandang yang tidak jauh dari rumah mereka itu.

Sampai di sana...

"Ya Allah, adik akuuuuuu!!!" jerit Mek sebaik sahaja melihat Amid terbaring mengiring di bawah pohon sentul di depan kandang kambingnya.

Mek memangku kepala Amid. Mek Jerit nama Amid beberapa kali, tapi Amid tidak lagi menyahut. Tubuhnya kaku. Cerita Mek kepada saya. ketika itu dia melihat darah mengalir laju keluar dari telinga Amid. Kesan lukanya pula seperti terkena tembakan peluru. Dari waJahnya, sehingga ke paras dada, menjadi hitam kesan terbakar.

Amid dibawa ke hospital dengan hantuan seorang jiran dan disahkan sudah meninggal dunia. Ketika menunggu hospital membenarkan kami membawa pulang jenazah Amid, Mek pun bercerita kepada kami bagaimana dia melihat sesuatu yang agak pelik pada mayat Amid ketika dia mula-mula menjumpainya.
Cerita Mek, mayat Amid dijumpainya terbaring mengiring menghadap ke arah kiblat dan kedua-dua tangannya pula dalam keadaan kiam.

Lazimnya seseorang yang dipanah petir, tercampak dan keadaan anggota badannya tidak teratur. Tetapi ini tidak, mayat Amid seolah olah dibaringkan dan tangannya dikiamkan ke dada. cerita Mek kepada kami lagi. 

Pagi Jumaat 8 Oktober 2004

PAGI itu, suasana pilu menyelubungi rumah kami. Mayat Amid terbujur kaku diselimuti kain kapan di ruang tamu. Saya termasuk beberapa orang adik-beradik dan orang kampung, sibuk menguruskan urusan pengebumian Amid.

Di sekeliling mayat, kelihatan saudara-mara memenuhi ruang rumah, termasuk orang-orang kampung membacakan surah Yasin. Setelah solat jenazah, mayat Amid dibawa ke perkuburan. Sebaik selesai urusan pengebumian, azan solat Jumaat pun berkumandang.

Sehari selepas Amid dikebumikan, saya ke kuburnya untuk membacakan surah Yasin. Saya tiba di tanah perkuburan kira-kira pukul 9.00 pagi. Ketika sedang khusyuk membaca Yasin. tiba tiba saya terdengar suara burung berkicauan di atas pokok-pokok di kuburan itu.

Pada mulanya saya tidak hiraukan kicauan burung-burung tersebut. Tetapi lama-kelamaan, saya dengar bunyi kicauan itu semakin kuat dan rancak. Saya pun mendongak, kelihatanlah sekumpulan burung sedang terbang berpusing dan galak berkicau.Mula timbul rasa pelik dalam diri saya sebab sewaktu mula-mula sampai ke tanah perkuburan, langsung tidak nampak kelibat seekor burung pun.

Saya menyambung kembali bacaan sehingga tamat. Anehnya, sebaik saya habis membaca surah Yasin, bunyi kicauan burung itu hilang serta-merta. Apabila saya mendongak, saya dapati sekawan burung yang berterbangan tadi juga sudah ghaib entah ke mana.

Serentak itu saya terbau saw haruman yang tidak pernah saya rasai sebelum ini. Baunya amat harum. Saya mencaricari dari mana datangnya bau harum itu, mungkin dari orang lain yang berkunjung ke kawasan perkuburan itu, tapi saya tidak menemuinya. Tiada orang lain di kawasan perkuburan itu kecuali saya.

Saya kemudian meninggalkan pusara Amid, sedang di dalam kepala masih terfikir-fikir tentang kejadian pelik sebentar tadi.Apabila pulang ke rumah emak, tambah memeranjatkan, apabila saya terbau haruman yang sama di dalam bilik Amid. Saya masuk ke biliknya dan mendapati bau tersebut datangnya dari sudut bilik tempat Amid sering bersembahyang. Subhaanallah! Itu saja yang mampu saya katakan dalam hati.

Bukanlah tujuan saya untuk bercerita tentang kebaikan adik sendiri atau bertujuan untuk berbangga, riak dan sebagainya, tetapi bagi keluarga kami, Amid menjadi contoh seorang anak yang begitu taat kepada ibunya. Dan kisah ini ingin saya kongsikan bersama sebagai satu pengajaran buat kita semua.

Setiap kali saya terbaca kisah-kisah sadis dan kejam seperti kejadian anak membunuh ibu, atau anak sanggup menghantar ibu bapa ke rumah jagaan orang-orang tua di akhbar atau majalah, pasti saya akan teringatkan sikap Amid.

Biarpun Amid sudah pergi meninggalkan kami hampir bertahun lamanya, namun apabila saya terkenangkannya, saya akan menitiskan air mata. Sedih dan terharu apabila mengenangkan pengorbanan Amid terhadap emak.

Namun, dalam sedih, ada terselit di hati saya rasa gembira. Sikap taatnya kepada ibu, dan peristiwa pelik yang berlaku pada Amid ketika kematiannya, membuatkan saya yakin, itu adalah petunjuk dari Tuhan, sebagai balasan buat seorang anak yang telah mengabdikan diri terhadap ibu sehingga ke akhir hayatnya.

"Dan Kami wajibkan manusia berbuat baik kepada kedua-dua ibu bapanya; ibunya telah mengandungnya dengan menanggung kelemahan demi kelemahan (dari awal mengandung hingga akhir menyusunya) dan tempoh menceraikan susunya ialah dalam masa dua tahun; (dengan yang demikian) bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua-dua ibu bapamu; dan (ingatlah), kepada Akulah jua tempat kembali (untuk menerima balasan)". - Surah Luqman ayat 14.

Saturday, November 6, 2010

Cinta..

Kepada yang masih SINGLE…
Cinta ibarat kupu-kupu. Makin kau kejar, makin ia menghindar. Tapi, bila kau biarkan ia terbang, ia akan menghampirimu di saat kau tak menduga. Cinta mampu membahagiakanmu tapi sering pula ia menyakiti, tapi cinta itu hanya istimewa apabila kau berikan cinta kepada seseorang yang layak menerima.


Kepada yang ragu-ragu dengan PERNIKAHAN.. .

Cinta bukannya mencari seseorang yang “SEMPURNA”, tetapi menemukan seseorang yang mampu menjadikan dirimu sempurna. Kepada PLAYBOY / PLAYGIRL… Jangan katakan “AKU CINTA PADAMU!” bila kau tidak benar-benar peduli. Jangan bicarakan soal perasaan bila itu tidak benar-benar ada. Jangan kau sentuh hidup seseorang bila kau hanya berniat main-main dengannya. Jangan menatap ke dalam mata seseorang bila apa yang kau lakukan hanya pembohongan. Hal paling kejam yg dilakukan ialah membuat seseorang jatuh cinta, sedangkan kau tidak berniat langsung “UNTUK MENERIMANYA” saat ia terjatuh.


Kepada yang PATAH HATI…

Sakit… luka, hancur.. patah hati… bertahan selama kau menginginkannya dan akan menghiris luka sedalam kau membiarkannya. Persoalannya, bukan bagaimana mengatasi rasa sakit itu, tetapi adalah apa yang boleh diambil dan dihayati sebagai pengajaran dan hikmahnya.


Kepada yang BELUM PERNAH JATUH CINTA…

Bagaimana kalau jatuh cinta? Mahu jatuh, jatuhlah! Tetapi, jangan sampai terjerumus. Biar selamba tapi stabil. Berkongsilah tetapi jangan tak adil. Cubalah untuk memahami tetapi bukan bermakna tidak boleh meminta apa-apa. Bersedialah untuk terluka dan menderita, tetapi jangan simpan semua rasa sakit jika itu yang benar-benar dialami.


Kepada yang ingin MENGUASAI…

Hatimu patah melihat orang yang kau cintai berbahagia dgn org lain, tetapi akan lebih sakit lagi apabila mengetahui bahawa orang yang kau cintai ternyata tidak bahagia dengan mu.


Kepada yang takut MENGAKUI…

Cinta menyakitkan bila anda putuskan hubungan dengan seseorang. Tetapi, lebih sakit lagi bila seseorang memutuskan hubungan denganmu. Tetapi, cinta paling menyakitkan apabila orang yang kau cintai langsung tidak mengetahui perasaanmu terhadapnya.


Kepada yang masih bertahan MENCINTAI SESEORANG YANG TELAH PERGI…

Hal menyedihkan dalam hidup ialah bila kau bertemu seseorang lalu jatuh cinta. Kemudian akhirnya menyedari bahawa dia bukanlah jodohmu dan kau telah mensia-siakan masa bertahun-tahun untuk seseorang yang tidak layak. Kalau sekarang dia sudah tidak layak, 10 tahun dari sekarang pun dia tetap tak akan layak. Biarkan dia pergi dan lupakan..

Betapa miskinnya kita..

Suatu hari, ayah dari keluarga yang sangat kaya-sejahtera membawa anaknya melawat ke sebuah perkampungan yang sebahagian besar penduduknya hidup dari hasil pertanian, dengan niat untuk menunjukkan bagaimana kehidupan orang-orang yang miskin kepada anaknya.

Mereka menghabiskan waktu seharian di sebuah tanah pertanian milik keluarga yang kelihatan sangat miskin. Apabila pulang dari perjalanan tersebut, sang ayah bertanya kepada anaknya.

"Bagaimana perjalanan tadi?"
"Sungguh luar biasa, Ayah."

"Kamu lihatkan bagaimana kehidupan mereka yang miskin?" tanya sang ayah.

"Iya, Ayah" jawabnya.

"Jadi, apa yang dapat kamu pelajari dari perjalanan ini?" tanya ayahnya lagi.

Si anak menjawab,

"Saya melihat kenyataan bahawa kita mempunyai seekor haiwan peliharaan (kucing) sedangkan mereka memiliki empat ekor (lembu).

Kita miliki sebuah kolam (kolam renang) yang panjangnya hanya sampai ke tengah-tengah taman, sedangkan mereka memiliki sungai kecil yang tak terhingga panjangnya.

Kita memasang lampu taman yang dibeli dari luar negeri dan mereka memiliki bintang-bintang di langit untuk menerangi taman mereka.

Beranda rumah kita begitu lebar mencapai halaman depan dan milik mereka seluas horizon.

Kita tinggal dan hidup di tanah yang sempit sedangkan mereka mempunyai tanah sejauh mata memandang.

Kita memiliki pelayan yang melayani setiap keperluan kita tetapi mereka melayani diri mereka sendiri.

Kita membeli makanan yang akan kita makan,tetapi mereka menanam sendiri.

Kita mempunyai dinding indah yang melindungi diri kita dan mereka memiliki teman-teman untuk menjaga kehidupan mereka."

Dengan cerita tersebut, sang ayah tidak dapat berkata apa-apa.

Kemudian si anak menambah,

"Terima kasih, Ayah, akhirnya saya tahu betapa miskinnya diri kita."

Antara PERSAHABATAN dan CINTA

Mampukah anda membayangkan Persahabatan tanpa Cinta? Persahabatan dan Cinta adalah teman terbaik kerana dimana ada Cinta, Persahabatan selalu berada disampingnya. Dan dimana Persahabatan berada, Cinta selalu tersenyum ceria dan tidak pernah meninggalkan Persahabatan.

Pada suatu hari, Persahabatan mula terfikir bahawa Cinta telah membuat dirinya tidak mendapat perhatian lagi kerana Persahabatan menganggap Cinta lebih menarik daripada dirinya.

"Hmmm...seandainya tidak ada Cinta, mungkin aku akan menjadi lebih terkenal, dan lebih banyak orang memberi perhatian kepadaku." fikir si Persahabatan. Sejak hari itu Persahabatan memusuhi Cinta. Ketika Cinta bermain bersama Persahabatan seperti selalu, Persahabatan akan menjauhi Cinta. Apabila Cinta bertanya kenapa Persahabatan menjauhi dirinya, Persahabatan hanya memalingkan wajahnya dan beredar pergi meninggalkan Cinta.

Kesedihan pun menghampiri Cinta dan Cinta tidak sanggup menahan air matanya dan menangis semahu-mahunya. Kesedihan hanya dapat termangu memandang Cinta yang kehilangan teman baiknya. Beberapa hari tanpa Cinta, Persahabatan mula bergaul rapat dengan Kecewa, Putus Asa, Kemarahan dan Kebencian. Persahabatan mulai kehilangan sifat manisnya dan orang-orang mulai tidak menyukai Persahabatan. Persahabatan mulai dijauhi dan tidak lagi disukai. Walaupun Persahabatan cantik, tetapi sifatnya mula memualkan. Persahabatan menyedari bahawa dirinya tidak lagi disukai lantaran banyak orang yang menjauhinya. Persahabatan mulai menyesali keadaannya, dan saat itulah Kesedihan melihat Persahabatan, dan menyampaikan kepada Cinta bahawa Persahabatan sedang dalam kedukaan.

Dengan segera Cinta berlari dan menghampiri Persahabatan. Saat Persahabatan melihat Cinta menghampiri dirinya, dengan air mata yang berlinang Persahabatan pun meluahkan seribu penyesalannya meninggalkan Cinta. Dipendekkan cerita...Persahabatan dan Cinta kembali menjadi teman baik. Persahabatan kembali kepada peribadi yang menyenangkan dan Cinta pun kembali tersenyum ceria. Semua orang melihat kembali kedua teman baik itu sebagai berkat dan anugerah dalam kehidupan.



Moral:

Mampukah Persahabatan tanpa Cinta? Mampukah Cinta tanpa Persahabatan? Sering kali ditemui banyak orang yang cuba memisahkan Persahabatan dan Cinta kerana mereka berfikir, "Kalau Persahabatan sudah disulami dengan Cinta, pasti akan jadi sulit!" Terutama bagi mereka yang menjalin persahabatan antara lelaki dan wanita. Persahabatan merupakan bentuk hubungan yang indah antara manusia, dimana Cinta hadir untuk memberikan senyumnya dan mewarnai Persahabatan. Tanpa Cinta, Persahabatan mungkin akan diisi dengan Kecewa, Benci, Marah dan berbagai hal yang membuat Persahabatan tidak lagi indah.

Berhentilah membuat batas antara Cinta dan Persahabatan, biarkan mereka tetap menjadi Teman baik. Yang harus diluruskan adalah Cinta bukanlah perosak Persahabatan, Cinta memperindah persahabatan anda. Seringkali Cinta cuma dijadikan kambing hitam sebagai perosak sebuah persahabatan. SALAH BESAR !!! Seharusnya dengan adanya Cinta, persahabatan akan semakin menyenangkan.

Teman-teman yang sedang menjalin Persahabatan. ..Penuhilah persahabatanmu dengan Cinta, berikanlah Cinta yang terbaik untuk sahabatmu.

Teman-teman yang sedang mengalami goncangan dalam persahabatan, jangan salahkan Cinta! tetapi cubalah perbaiki persahabatanmu dengan cinta kerana cinta akan menutupi segala kesalahan, mengampuni dengan mudah dan membuat segala sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Teman-teman yang belum mengerti erti Persahabatan ...cubalah memulai sebuah persahabatan, kerana dengan persahabatan kalian akan semakin dewasa, tidak egois dan belajar untuk mengerti, bahwa segala sesuatu tidak selalu terjadi sesuai dengan keinginan kita.

Teman-teman yang sedang kecewa dengan Persahabatan ... Renungkanlah, "Apakah anda sudah menjalani Persahabatan dengan benar?" Dan cubalah memahami erti persahabatan buat hidupmu.Keinginan, semangat, pengertian, kematangan, kelemahlembutan dan segala hal yang baik akan anda temui dalam persahabatan. ..